Lebih dari setahun semenjak pandemic Covid -19 merebak, UNICEF menyampaikan bahwa 80 juta anak dan remaja di Indonesia menghadapi dampak sekunder yang meluas dari pandemi, yaitu terhadap pembelajaran, kesehatan, gizi, dan ketahanan ekonomi mereka.
Pemerintah Indonesia meminta masyarakat untuk menjaga produktivitas dengan tatanan baru yang disebut new normal yakni melakukan aktivitas biasa dengan memperhatikan protokol kesehatan. Dampak yang timbul sebagai upaya mengendalikan pandemi pada sektor ekonomi, kegiatan sehari-hari, dan seluruh aspek kehidupan anak, dan dikhawatirkan dampak tersebut dapat melekat pada sebagian anak seumur hidup.
Anak usia dini berdampak risiko kesehatan lebih rendah daripada kelompok usia lanjut (Ludvigsson, 2020). Covid-19 bukan virus pertama yang mengancam umat manusia, namun perlunya strategi efektif dalam memperkuat keluarga dengan merespon dan merawat serta melindungi masa depan anak-anak di dunia (Clark et al., 2020).
Berdasarkan hasil survei dari CORE (Center Of Reform on Economics) sebanyak 9,35 juta karyawan yang dirumahkan, hal ini menyebabkan banyak keluarga yang mengalami penurunan ekonomi. Keluarga yang sedang mengalami masalah perekonomian akan berdampak pada anak.
Dalam kajian tentang quantum learning semua anak harus hidup dengan bahagia maka seharusnya proses pembelajaran tersebut harus menyenangkan agar otak limbiknya terbuka dan informasi seperti pelajaran dapat masuk dengan optimal dan dapat dipahami lebih cepat oleh anak namun sebaliknya jika anak tidak bahagia dalam proses pembelajaran maka otak limbiknya akan sulit berfungsi untuk menerima informasi yang diberikan.
Proses pembelajaran yang dilakukan melalui daring dari rumah dapat menimbulkan banyak problematika khususnya pelaksanaan pembelajaran bagi anak. Anak memerlukan pelayanan lebih secara khusus dan langsung bila dibandingkan jenjang pendidikan lain. Adanya wabah Covid -19 membuat proses pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara langsung dengan mencapai seluruh aspek pembelajaran baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotorik kini berubah menjadi pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangat berdampak pada tumbuh kembang anak.
Setidaknya, terdapat tiga potensi dampak negatif yang terjadi akibat efek pandemi Covid-19 ini. Yaitu;
- Krisis Keamanan dan Kenyamanan – Sejak diberlakukan kebijakan work from home, menjadikan rumah yang semula menjadi tempat yang paling nyaman berubah menjadi tempat yang membosankan. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas bertemu antara anak dan orang tua sepanjang hari dan menyebabkan anak menjadi bosan dan tidak merasa nyaman berada di rumah.
- Krisis Gizi dan Kesehatan – UNICEF menjelaskan bahwa dengan tidak adanya tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen tahun ini karena Covid -19. Fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan yang terganggu, dan hilangnya pendapatan karena Covid -19 dapat menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia, kecuali jika tindakan cepat diambil.
- Krisis Pengasuhan – Pada era new normal, membimbing bersamaan dengan aktivitas mendampingi orang tua pada anak. Anak identik dengan dunia bermain, maka penting orangtua dalam mendampingi anak dalam bermain. Bermain menjadi cara anak dalam belajar, mengasah sosial emosi, dan bahasa. Maka peran mendampingi anak di masa ini perlu dilakukan dengan ekstra untuk mencegah terpapar virus Covid-19. Pemilihan tempat bermain yang aman jika telah bosan berada di rumah, mendampingi anak ketika anak bercampur baur bermain dengan orang lain, mengawasi kegiatan bermain anak serta mengarahkan dengan berinteraksi dengan anak. Dalam hal mendampingi orangtua harus memahami kebutuhan anak dan membantu dengan imajinasi-imajinasi yang mampu mengasah perkembangan anak.
Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bisa menjadi solusi, sekolah Jakarta Multicultural School (JMS) sebagai salah satu sekolah internasional terbaik di Jakarta dimana seluruh staff dan tenaga pendidikannya sudah mendapat vaksinasi lengkap akan selalu siap sedia apabila pemerintah mengizinkan sekolah secara bertahap dibuka kembali.
Tenaga pengajar di sekolah JMS juga menyediakan waktu konsultasi pribadi baik untuk siswa dan orangtua murid untuk membantu mendukung dan mengatasi kekhawatiran atau masalah selama masa pembelajaran online. Waktu konsultasi pribadi ini memungkinkan karena kebijakan yang ada di sekolah JMS, untuk hanya memiliki rasio siswa yang tidak terlalu banyak di ruang kelas.
Bergabunglah dengan Pengalaman Kami!
Menjadi bagian dari JMS bukan hanya untuk program belajar yang menyenangkan,
tetapi juga untuk mengembangkan masa depan mereka.