Cara Orang Tua Mengajarkan Tata Krama pada Anak
Membesarkan anak yang memiliki tata krama baik adalah salah satu pencapaian para orang tua. Sebatas bagaimana mereka terbiasa mengatakan “terima kasih” dan “maaf” adalah hal yang sangat mendasar dari perilaku baik anak. Tata krama anak akan sangat dipengaruhi oleh didikan orang tua sebagaimana guru pertama yang mereka temui.
Mengajarkan tata krama terkadang dapat menjadi rumit dan membutuhkan kecerdikan. Karena anak-anak terutama pada usia dini cenderung sangat mudah menyerap apa yang diajarkan. Sehingga Anda harus konsisten dan menghindari kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin sang anak rekam dalam memorinya. Berikut beberapa cara untuk orang tua yang bisa Anda terapkan.
1. Ajarkanlah dari Hal-Hal Mendasar
Ketika anak Anda mulai mampu mengucapkan kata demi kata, di saat ini pula Anda harus mulai mengajarkan tata karma. Usia anak ketika ini biasanya ketika mencapai satu tahun. Anda bisa memanfaatkan keadaan dini ini dengan mengajarkan hal-hal mendasar seperti mengucapkan “tolong” ketika anak meminta bantuan, mengucapkan “terima kasih” saat Anda telah membantunya, dan mengucapkan “maaf” ketika anak melakukan kesalahan.
Kesalahan yang dimaksud sebelumnya dapat berupa saat anak tidak sengaja menumpahkan sesuatu, membuat mainan berantakan, ataupun hal-hal kecil lainnya. Ulangi metode ini agar anak mengerti dan terbiasa dalam mengucapkan kata-kata tersebut. Ketika anak sudah terbiasa, Anda bisa beranjak ke kebiasaan dasar lainnya.
Kata lainnya yang merupakan tata krama dasar seperti mengucapkan “permisi”. Ini bisa diajarkan ketika anak sudah berada pada perkembangan yang lebih tinggi seperti saat sudah dapat berjalan dan berinteraksi dengan orang lain. Kata tersebut dapat Anda ajarkan ketika anak ingin melewati orang lain, berjalan diantara orang yang sedang berbincang, maupun ketika memasuki ruangan yang dipenuhi orang lain.
2. Selalu Berbahasa yang Baik
Sebagai orang tua, bertutur kata yang baik adalah salah satu aset karena hal tersebut akan otomatis dipelajari oleh anak. Mendengarkan orang tuanya berbicara adalah hal yang bahkan anak lakukan sebelum dirinya sendiri bisa berbicara. Bagaimana Anda berbicara akan sang anak rekam untuk menjadi perbendaharaan kata saat anak tersebut mulai berbicara.
Tentunya hal ini akan menjadi salah satu hal terpenting dalam pembentukan tata krama anak. Anda harus menjaga perkataan Anda setidaknya di depan anak. Anak akan mengenal bahasa dan mengikuti apa yang Anda katakan kepada mereka. Anda juga harus menjaga tontonan anak agar selalu mendengar bahasa-bahasa yang baik.
Hindari anak dari kata-kata kasar, memaki, nada bicara yang tidak sopan, dan ejekan. Pastikan anak Anda berkembang dengan lingkungan yang baik. Hal ini juga harus Anda perhatikan dari gambar maupun tulisan yang anak lihat. Apa yang anak Anda serap akan tumbuh juga dalam dirinya.
3. Ajarkan Perilaku Tenang saat Makan
Salah satu aktivitas yang tidak bisa dihindari saat bersama anak adalah makan. Baik ketika di rumah, bepergian ke tempat umum, maupun ke rumah kerabat. Karena itu, akan sangat baik jika anak memiliki tata krama yang baik saat makan.
Untuk perilaku di rumah, Anda bisa mengajaknya untuk selalu makan di ruangan makan dan duduk tenang di meja. Ketika anak berada pada usia aktifnya, sangat baik untuk mengenalkan dengan tegas agar anak tidak memanjat-manjat meja maupun kursi, tidak sambil berlari-lari, ataupun tidak makan sambil melemparkan barang dan mainan.
Ajarkan anak Anda agar fokus pada makanannya dan makan dengan duduk tenang. Selain untuk perilaku sopan, metode ini akan menumbuhkan rasa menghormati makanan. Anda juga akan menghindari kekacauan makanan yang tumpah dimana-mana terutama jika sedang tidak di rumah.
Cobalah dengan cara memberitahukan akibat apabila ia tidak tenang. Bagaimana kalau ia tenang, maka keadaan akan lebih rapih dan menghindari anak Anda dari tersedak ataupun terkena tumpahan makanan. Anda harus mengajari anak Anda dengan perlahan-lahan dan sabar secara bertahap.
4. Mengajari Sopan Santun Kepada Teman
Saat bermain, anak akan berinteraksi dengan banyak orang baru dengan karakter yang berbeda-beda. Mungkin ia akan menemukan momen dimana ia harus membagi mainan bersama atau saling berbagi makanan. Anda harus mengajarkan bagaimana anak bersikap pada kondisi tersebut. Jangan biarkan anak tidak mau berbagi dengan temannya.
Penting untuk Anda menanamkan pola pikir berbagi sedini mungkin. Biarkan anak Anda mengetahui bagaimana berbagi justru membuatnya memiliki banyak teman dan dapat membuat bermain semakin seru. Jangan sampai anak Anda menjadi tamak dan rakus.
Namun tentu saja Anda tetap menjaga perhatian kepada anak saat ia mau berbagi. Jika teman yang ia pinjamkan mainan tidak menjaga mainannya dengan baik, Anda boleh mengajarkan anak untuk mengingatkan temannya tersebut. Sebagaimana anak Anda juga harus mengetahui bahwa saling meminjam berarti harus saling menjaga.
Ingatkan anak agar selalu bertindak sopan. Jangan sampai ia mendatangi temannya dengan memukul, mendorong, dan berteriak. Perilaku ini juga dibutuhkan untuk sopan santun bersama teman saat mereka berinteraksi di sekolah.
Selain kata-kata dan perilaku yang halus, hindari anak dari sikap mengolok-olok. Teman-temannya pasti memiliki keberagaman baik dari karakter maupun latar belakang. Bantu anak Anda mengerti bahwa perbedaan itu bukan sesuatu yang buruk apa lagi untuk dijadikan alasan olok-olok dan bullying.
Dengan menempatkan anak pada keberagaman, anak akan lebih berpikiran terbuka dan memiliki empati yang baik. Kini Anda juga bisa menempatkan anak di sekolah penuh keberagaman sejak usia dini. Salah satu yang terbaik adalah di Jakarta Multicultural School.
5. Tidak Mudah Cemberut dan Merajuk
Perilaku cemberut seringkali ditemukan pada anak kecil ketika anak merasa bosan atau kesal. Hal ini dapat Anda ubah sejak dini agar terbentuk tata krama anak yang tidak mudah cemberut dan merajuk. Metode ini akan membuat anak Anda lebih baik dalam pengontrolan emosi dan sangat baik untuk tumbuh besarnya.
Berilah anak pengertian ketika ia mulai menunjukkan perilaku bosan dan marah. Misalnya, ketika Anda mengajak anak ke suatu tempat dan anak mulai bosan, maka beri pengertian bahwa anak harus bersabar dan perjalanan menuju rumah membutuhkan waktu. Secara pelan-pelan biarkan anak mengerti dan mengontrol emosinya.
Ajarkanlah agar anak tidak perlu cemberut karena itu tidak akan membuatnya lebih cepat sampai rumah melainkan membuatnya merasa waktu semakin lama. Dengan mengalihkan perhatian seperti bermain, ia bisa kembali menikmati waktu.
Namun, ada kalanya anak lelah dan akhirnya sulit mengendalikan emosi. Meski sulit, terus beri semangat kepadanya dan berterima kasih akan perilaku baiknya karena mau berjalan-jalan dengan tertib sebelumnya. Apresiasi usaha anak Anda yang sudah mau meluangkan waktunya untuk berjalan-jalan dengan Anda dan rela berhenti bermain sementara.
Selain itu, Anda pun harus terus menunjukkan sikap positif dan tersenyum kepada anak. Agar ia melihat bahwa Anda juga tidak mengeluh dan masih tersenyum manis. Hal ini akan bermanfaat sampai ia dewasa kelak.
6. Ajarkan Anak untuk Mengalah
Anak-anak terkadang memperebutkan mainan atau makanan. Mengajarkannya untuk mengalah adalah hal yang sangat penting. Berilah penjelasan bahwa mengalah bukan berarti kalah dan mengalah merupakan salah satu hal terpuji.
Perilaku yang sederhana ini sering terlupakan untuk diajarkan. Akhirnya, anak akan tumbuh dewasa menjadi orang yang kurang perasaan menghargai orang lain. Menghindari akibat buruk tersebut harus dimulai dari penerapan tata krama anak yang baik sedini mungkin.
Hal serupa yang sering terjadi juga ditemui saat anak berbicara. Seringkali anak tidak mau mengalah dan langsung berbicara tanpa mempedulikan orang lain. Ini sering terjadi karena anak-anak cenderung langsung mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya saat terjadi sesuatu.
Untuk mengatasi masalah ini, berikan pelajaran mengingatkan pada anak. Ingatkan bahwa orang lain sedang berbicara dan anak harus menunggu gilirannya dahulu. Beri pengertian bahwa jika anak Anda diserobot dalam berbicara pun pasti ia merasa kesal.
Anda juga dapat menggunakan metode yang menyenangkan, seperti menggunakan mainan. Gunakan boneka binatang atau tongkat bicara dengan beberapa karakter. Tunjukkan bahwa karakter-karakter tersebut berbicara sesuai giliran mereka berbicara tanpa memotong percakapan orang lain.
7. Menawarkan Bantuan
Hal yang satu ini juga harus Anda ajarkan kepada anak. Menanamkan jiwa gemar menolong kepada anak akan meningkatkan empatinya sampai ia dewasa. Salah satunya dengan cara menunjukkan penawaran untuk menolong dan membantu saat orang lain berada dalam kesulitan atau meminta bantuan.
Buat anak Anda merasa simpati terhadap kesulitan orang lain dan mau menolong orang tersebut. Anda bisa memulai dari hal kecil seperti meminta anak mengambilkan gelas atau meminta anak membuka pintu saat ada tamu. Lakukan pula hal serupa kepada anak Anda seperti saat ia sibuk membereskan mainan, tawarkanlah bantuan padanya.
Setelah anak menolong orang lain, Anda bisa mengapresiasi usahanya. Metode bermain juga bisa Anda terapkan. Seperti ikut bermain dengan mainan atau boneka anak dan membuat salah satu karakternya terjatuh. Biarkan karakter yang dimainkan anak Anda menolongnya dan kembali bermain setelah itu.
8. Mengapresiasi Usaha Anak
Salah satu hal yang tak kalah penting adalah mengapresiasi apa yang anak Anda lakukan. Jangan ragu untuk memuji anak karena ia berhasil menunjukkan tata krama yang baik. Anda bisa mengatakan kata-kata seperti “wah anak ibu pintar sekali!” atau “keren sekali ya adik sekarang selalu berterima kasih”.
Untuk hal-hal kecil seperti anak yang mau meletakkan mainannya saat di meja makan juga harus Anda apresiasi. Perhatikan setiap perubahan positif anak Anda. Dengan apresiasi tersebut, anak akan merasa bahwa ia sudah melakukan usaha yang benar dan tidak sia-sia.
Jangan sekalipun Anda membuat malu anak di depan orang lain. Jika Anda ingin menegurnya, cobalah bawa ke tempat yang sepi dan sampaikan dengan jelas apa kesalahannya tanpa mengatakan kata-kata kasar atau menyudutkan. Ingatlah bahwa anak Anda juga belajar bersama Anda.
Membentuk sikap ini akan membuat anak tidak takut membuat kesalahan namun mau memperbaikinya. Selain itu, anak juga bisa terbiasa menghormati dan menghargai usaha orang lain karena usahanya selalu dihargai. Tata krama anak Anda pasti dapat terbentuk dengan baik meskipun pada beberapa kasus, membutuhkan waktu lebih.
Bergabunglah dengan Pengalaman Kami!
Menjadi bagian dari JMS bukan hanya untuk program belajar yang menyenangkan,
tetapi juga untuk mengembangkan masa depan mereka.