Ketahui Tanda-Tanda Anak Terkena Bully di Sekolah, Orang Tua Harus Apa?
Bullying tidak hanya berbentuk agresi fisik. Tindakan Bullying bisa juga berbentuk kekerasan secara emosional, psikologis, maupun sosial (sama halnya seperti pengucilan dan pengabaian).
Bullying atau perundungan pada dasarnya adalah perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang memiliki kekuatan lebih besar daripada korban dan Perilaku bullying bisa berupa tindakan fisik maupun verbal yang dilakukan secara berulang kali.
Anak yang paling rentan menghadapi risiko lebih tinggi untuk di-bully seringkali adalah anak-anak yang berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga berpenghasilan lebih rendah dari rata-rata, anak dengan penampilan atau memiliki ukuran tubuh yang berbeda pada umumnya, anak penyandang disabilitas, anak imigran dan juga pengungsi.
Bullying dapat terjadi dimana saja, baik secara langsung atau online. Cyberbullying seringkali terjadi lewat media sosial tempat anak-anak berinteraksi, berupa teks atau pesan instan, email dan lain sebagainya. Meskipun sudah berusaha mengikuti apa yang dilakukan anak di sosial media, orangtua tak jarang tetap sulit untuk mengetahui kapan anak sedang terpengaruh. Tidak tampak seperti bullying yang biasa tampak sehari-hari, cyberbullying akan dengan sangat mudah menjangkau korban kapan saja dan di mana saja. Hal ini dapat menyebabkan adanya bahaya besar, karena dapat dengan mudah dan cepat menjangkau khalayak luas dan meninggalkan jejak digital yang permanen untuk semua yang terlibat di dalamnya.
Menurut Departemen Kesehatan Amerika Serikat merilis tanda-tanda yang mungkin dialami anak yang kena bully. Seperti apa tanda-tandanya? Simak rangkumannya dari Jakarta Multicultural School :
1. Mempunyai ciderai yang tidak dapat di jelaskan
2. Biasanya barang seperti pakaian, buku pelajaran, barang elektronik, atau perhiasan rusak atau hilang
3. Tubuh sering sakit kepala dan perut, lebih merasa sakit atau pura-pura sakit
4. Perubahan pola makan
5. Mengalami gangguan tidur atau insomnia
6. Malas untuk berangkat sekolah dan prestasi menurun
7. Tiba-tiba tidak mau bergaul dan menghindari situasi sosial
8. Turunya rasa percaya diri
9. Melakukan tindakan yang dapat merusak diri sendiri.
Jika anak mulai menunjukan salah satu dari tanda-tanda di atas terjadi, orang tua dapat mulai melakukan pendekatan agar anak terbuka akan masalah yang dialami.
Bullying dapat mengancam keamanan fisik dan emosional siswa di sekolah dan dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk belajar. Cara terbaik untuk mengatasi bullying adalah menghentikannya sebelum dimulai. Orang tua, staf sekolah, dan orang dewasa lainnya di komunitas dapat membantu anak-anak mencegah intimidasi dengan membicarakannya, membangun lingkungan sekolah yang aman, dan menciptakan strategi pencegahan intimidasi di seluruh komunitas.
Ketika orang dewasa merespons dengan cepat dan konsisten terhadap perilaku intimidasi, menunjukkan bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima. Penelitian menunjukkan ini dapat menghentikan perilaku bullying dari waktu ke waktu.
Lalu apakah yang harus dilakukan bila anak kita yang menjadi korban bullying? Bagaimana cara menghadapi anak korban bullying? Perasaan kesal dan sedih ketika tahu kalau anak tersayang jadi korban, ada beberapa hal yang semestinya orangtua pahami tentang bullying ketika anak jadi korban. Berikut cara menghadapi kondisi tersebut:
- Dengarkan anak Anda secara terbuka dan tenang. Fokuslah agar membuat mereka merasa didengar dan didukung. Dan cobalah untuk menemukan asal muasal bullying, atau jikalau bisa, cobalah bicara dan selesaikan masalahnya.
- Beri tahu anak bahwa Anda mempercayai mereka; bahwa Anda senang mereka memberitahu Anda; bahwa itu bukan kesalahan mereka; Anda akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bantuan.
- Bicaralah dengan guru atau pihak sekolah. Anda dan anak Anda tidak harus menghadapi bullying Tanyakan apakah sekolah Anda memiliki kebijakan atau panduan mengenai perilaku bullying.
- Jadilah sistem pendukung. Jadi orangtua suportif sangat penting guna untuk berada di sisi anak untuk menghadapi efek bullying. Memastikan bahwa si anak bisa berbicara dengan Anda kapan pun, dan tentunya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja dan jadi lebih baik akan membuat si anak jadi tenang.
Iklim sekolah yang aman dan mendukung dapat membantu mencegah intimidasi. Keamanan dimulai di dalam kelas. Siswa juga harus merasa dan aman di mana saja di lingkungan sekolah, di kafetaria, di perpustakaan, di kamar kecil, di bus, dan di taman bermain. Semua orang di sekolah dapat bekerja sama untuk menciptakan iklim di mana bullying tidak dapat diterima.
Anak harus sadar bahwa mereka memiliki hak atas lingkungan sekolah yang aman dan asri, yang menghargai harkat martabat mereka. Anak tentu punya hak atas pendidikan yang aman, merasa dapat perlindungan dari semua orang dalam hal fisik, perilaku, sikap, dan mental.
Orangtua dapat bekerja sama dengan sekolah anak dan bahkan pembuat keputusan lokal atau nasional dan pemimpin daerah Anda untuk mengubah kebijakan agar dapat mencegah dan mengatasi bullying!
Sekolah Jakarta Multicultural School adalah sekolah bebas dari perilaku bullying baik antar siswa, atau siapa saja di dalam lingkungan sekolah. Memiliki jumlah siswa yang terbatas memungkinkan tenaga pengajar untuk memperhatikan siswa lebih dekat dan melindungi para siswa dari segala perilaku yang membahayakan, baik fisik maupun emosional.
Bergabunglah dengan Pengalaman Kami!
Menjadi bagian dari JMS bukan hanya untuk program belajar yang menyenangkan,
tetapi juga untuk mengembangkan masa depan mereka.