Sudah menjadi rahasia umum kalau international school atau sekolah internasional banyak mencetak lulusan unggulan di negeri ini. Keberhasilan para guru di sekolah internasional tersebut dalam mendidik muridnya, tentu tak terlepas dari metode belajar yang diaplikasikannya. Metode belajar yang kreatif dan inovatif ini, menjadi kunci dalam mencetak lulusan unggulan tersebut.

Apa Saja Metode Belajar yang Dipakai di International School?

Metode belajar yang tepat merupakan salah satu kunci agar murid bisa memahami apa yang diajarkan oleh gurunya pada mereka. Pentingnya mengaplikasikan metode belajar yang tepat ini, merupakan salah satu hal yang begitu diperhatikan oleh para guru di sekolah internasional. Dalam proses belajar mengajar tersebut, 10 metode belajar berikut kerap diaplikasikan di sekolah internasional.

 

  1. Pendekatan Reggio Emilia

    Pendekatan Reggio Emilia merupakan salah satu bentuk metode belajar yang banyak diaplikasikan oleh sekolah internasional, teruntuk program pendidikan anak usia dini. Metode satu ini juga dikenal dengan sebutan Reggio Emilia Approach (REA). Pendekatan Reggio Emilia ini sendiri dikembangkan oleh Loris Malaguzzi, yang merupakan seorang pendidik Italia.
    Dasar pengembangan dari metode Reggio Emilia ini sendiri adalah keyakinan bahwa anak merupakan makhluk yang cerdas, kuat, indah, serta memiliki hasrat dan keinginan yang dahsyat. Malaguzzi mengibaratkan anak memiliki 100 cara untuk mengekspresikan dirinya, namun 99 dari  cara tersebut dirampas oleh orang tuanya, sehingga anak hanya bisa melakukan hal tertentu saja.
    Dalam metode ini, ditekankan bahwa anak memiliki kendali penuh terhadap arah pembelajaran yang dijalaninya. Anak akan bisa belajar dari pengalaman sentuhan, gerakan, pendengaran, serta pengamatan yang dilakukannya. Metode Reggio Emilia ini juga mengatakan bahwa anak harus diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk bisa mengekspresikan dirinya.
    Peran guru dan orang tua sendiri menurut metode ini dalam proses pembelajaran adalah sebagai pendamping untuk membantu anak menentukan hal yang ingin ia pelajari dan selidiki. Guru dan orang tua juga sangat direkomendasikan untuk mencatat setiap proses yang dilalui oleh anak dalam menemukan hal baru dari kegiatan yang dilakukannya.

  2. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Math)

    Selanjutnya, ada metode belajar STEAM yang juga kerap diaplikasikan di sekolah internasional. STEAM sendiri merupakan singkatan dari Science, Technology, Engineering, Arts, dan Math. Dari istilahnya ini saja, bisa disimpulkan bahwa metode belajar satu ini memadukan kelima hal tersebut, yakni sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika.
    Istilah STEAM diciptakan oleh Rhode Island School of Design (RISD) atau Sekolah Desain Pulau Rhode. Metode pembelajaran yang diciptakannya ini disebut sebagai metode belajar terpadu, yang akan mendorong peserta didik untuk berpikir lebih luas tentang masalah di dunia nyata.
    Melalui metode belajar STEAM ini, anak akan dihadapkan dengan tiga subjek utama dalam pembelajaran, yakni keterampilan belajar dan berinovasi, informasi, media, dan teknologi, serta keterampilan hidup dan berkarir. Anak didik pun akan dipoles keterampilan berpikirnya, sehingga bisa berpikir kreatif, kritis, bisa memecahkan masalah dan bisa mengambil keputusan.

  3. Montessori

    Montessori merupakan salah satu metode belajar yang banyak diaplikasikan di international school atau sekolah internasional. Metode belajar yang ditemukan oleh Maria Montessori ini pada sekitar 100 tahun yang lalu ini, menekankan pada kemandirian dan keaktifan anak dengan konsep pembelajaran langsung, baik itu melalui praktik ataupun permainan yang kolaboratif.
    Dalam pengaplikasian metode belajar ini, anak akan dibiarkan belajar secara mandiri, serta memilih sendiri hal apa yang ingin ia pelajari. Tugas guru nantinya adalah menawarkan materi atau aktivitas sesuai dengan usia anak, mengamati, memandu, memperkaya pengetahuan, serta member penilaian atas hasil belajar anak.
    Tujuan dari pengaplikasian metode Montessori ini adalah agar anak bisa menemukan, mengeksplorasi, serta mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Kesalahan yang mungkin dilakukan anak dalam proses pembelajaran, akan bisa menjadi pengajaran baginya, untuk bisa lebih memahami suatu hal dan kemudian bisa melewatinya untuk ke depannya.

  4. Student Centered Learning (SCL)

    Student Centered Learning (SCL) merupakan metode belajar yang memusatkan proses pembelajaran pada murid atau anak didik. Dengan kata lain, melalui metode ini, pihak yang diharapkan untuk aktif dalam pembelajaran bukanlah guru, melainkan murid itu sendiri. Jadi, murid bukanlah pihak yang hanya mendengarkan penjelasan gurunya saja di dalam kelas.
    Dalam menerapkan metode ini, keaktifan murid akan dirangsang melalui aktivitas seperti melakukan praktik, diskusi kelompok, serta mengajarkan ilmu pada orang lain atau dalam kata lain, temannya sendiri. Peran guru dalam metode belajar ini adalah sebagai fasilitator, yang akan mendampingi murid dalam pembelajaran.
    Penerapan metode belajar ini sendiri akan mengajarkan murid untuk menjadi independen dan bertanggung jawab untuk belajar. Murid pun berpeluang untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu hal, dikarenakan ia terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut atau tak bergantung sepenuhnya pada penjelasan dari gurunya.

  5. Multiple Intelligence

    Metode Multiple Intelligence merupakan metode belajar yang bertujuan untuk menstimulasi 7 dari 8 macam kecerdasan yang dimiliki oleh anak, sehingga nantinya ia bisa menjawab tantangan zaman pada saat ini. Multiple intelligence atau kecerdasan ganda yang dimiliki oleh anak, nantinya akan bisa membantunya menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
    Pengembangan metode Multiple Intelligence ini didasarkan atas beragamnya kecerdasan yang dimiliki oleh anak, di mana kecerdasan yang menonjol akan berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Ada anak yang mungkin menonjol kecerdasan bahasanya, ada yang menonjol logika interpersonalnya, kinetik, musical, naturalis, atau pun jenis kecerdasan lainnya.
    Melalui penerapan metode ini, diharapkan akan bisa menstimulasi setiap kecerdasan yang dimiliki oleh anak, sehingga tingkat kecerdasan majemuk yang dimilikinya akan semakin tinggi. Jadi, kecerdasan anak tak hanya terpaku pada satu jenis kecerdasan saja. Pembelajaran dengan metode ini diberikan dalam bentuk rangsangan ke setiap sistem indera, dengan cara yang menyenangkan.

 

Baca Juga: JMS Provides High-Quality Preschool Jakarta Selatan

 

  1. Brain Gym

    Salah satu tantangan yang kerap dialami oleh guru adalah anak yang merasa bosan dan penat belajar. Dalam rangka menghindarkan kebosanan yang dialami oleh murid, khususnya di sekolah internasional, metode belajar yang biasa digunakan adalah metode Brain Gym. Metode Brain Gym ini menggunakan aktivitas fisik, agar murid bisa belajar dengan lebih baik.
    Dalam menerapkan metode belajar ini, ada gerakan fisik yang nantinya akan dimintakan pada murid untuk melakukannya. Totalnya, ada 26 gerakan yang bisa dilakukan oleh murid, yang mana gerakan tersebut serupa dengan gerakan yang secara alami dilakukan pada beberapa tahun awal kehidupan, yakni pada saat anak belajar mengkoordinasikan mata, telinga, lengan, dan tubuhnya.
    Tujuan pengaplikasian metode Brain Gym ini adalah untuk mengintegrasikan setiap bagian otak, untuk membuka bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat. Dengan begini, maka akan terjadi keselarasan dalam perkembangan setiap belahan otak. Keselarasan inilah yang nantinya akan mengoptimalkan kemampuan belajar anak.  

  2. Waldorf

    Waldorf merupakan metode belajar yang diciptakan oleh Rudolf Steiner, seorang arsitek, filsuf, dan spiritualis Austria. Adapun dasar dari pengembangan metode belajar Waldorf ini adalah keyakinan Rudolf Steiner akan sifat manusia yang sejatinya adalah makhluk spiritual, yang mana ia wajib dididik secara holistic untuk bisa menjalankan amanatnya selama hidup di bumi.
    Metode belajar Waldorf mengelompokkan metode belajar-mengajar bertahap hidup anak, yang mana setiap tahapnya berlangsung selama 7 tahun. Pada saat anak berusia 0 hingga 7 tahun, aktivitas belajar utama yang harus dilakukannya adalah dengan mengenali dan mengeksplorasi lingkungan dengan semua inderanya.
    Cara belajar akan berbeda bagi anak yang berusia 7 hingga 14 tahun. Pada tahap usia ini, anak akan belajar secara efektif melalui pendekatan yang imajinatif dan artistik, sehingga perasaannya tersentuh dan daya kreatifnya jadi hidup. Terakhir, di tahap usia 14 hingga 21 tahun, anak akan efektif belajar dengan melihat orang di sekitarnya. Pengalaman orang lain itulah yang menjadi inspirasinya.  

  3. Bank Street

    Bank Street merupakan salah satu metode belajar yang juga banyak diterapkan oleh sekolah internasional. Umumnya, metode Bank Street ini diaplikasikan dalam mengajar anak usia dini, seperti murid PAUD atau murid SD. Fokus dari penerapan metode belajar satu ini adalah perkembangan anak.
    Melalui penerapan metode Bank Street ini, anak akan belajar melalui pengalaman dalam lingkungan interdisipliner dan kolaboratif. Mengenai pengajarannya sendiri, akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan juga emosi anak. Nantinya, akan dilihat perkembangan anak yang berbeda antara satu sama lain, pada tahap yang berbeda pula.

  4. Scaffolding

    Scaffolding merupakan metode belajar yang identik dengan pemberian dukungan belajar secara terstruktur dari guru pada murid. Dukungan yang diberikan oleh guru bisa berupa dorongan, petunjuk, peringatan, ataupun pemberian contoh. Adapun dukungan yang diberikan oleh guru ini disesuaikan dengan kemampuan murid, dengan tujuan agar murid bisa belajar dengan mandiri.
    Metode belajar Scaffolding memungkinkan murid untuk memperoleh informasi atau ilmu dari mana saja, terutama dari orang yang memang ahli di bidang yang ia pelajari. Jadi, guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu pengetahuan bagi si murid. Proses pembelajaran pun tak terbatas hanya di dalam kelas saja, melainkan di mana dan kapan pun ilmu itu bisa diperoleh.

Itulah tadi 9 dari banyaknya variasi metode belajar yang kerap diaplikasikan di sekolah internasional. Pengaplikasian metode belajar tersebut, semata-mata bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kemandirian murid dalam setiap proses pembelajaran. Hasilnya pun tak diragukan lagi, lulusan sekolah internasional memiliki kemampuan yang begitu diperhitungkan.

Share This Post!

Bergabunglah dengan Pengalaman Kami!

Menjadi bagian dari JMS bukan hanya untuk program belajar yang menyenangkan,
tetapi juga untuk mengembangkan masa depan mereka.

Thank you for your message. It has been sent.
There was an error trying to send your message. Please try again later.